What Time's It's ?

About Me

Minerva


Playlist Here !!!

Way Cool Quotes

Flyff Chinese Sheep

14 Okt 2012

Sutan Takdir Alisjahbana

Sutan Takdir Alisjahbana lahir pada tanggal 11 Februari 1908, di Natal, Tapanuli Selatan. Setamat HKS Bandung (1928) dia ditempatkan di Palembang menjadi guru Schakelschool (sekolah sambungan). Kemudian pindah ke Balai Pustaka sebagai redaksi kepala(1930). Sambil bekerja (1937), Dia mengikuti kuliah di sekolah Hakim Tinggi Jakarta, tamat 1942.


Bersama Amir Hamzah dan Arminj Pane, Sutan Takdir Alisjahbana mendirikan majalah Pujangga Baru (1933). Majalah ini dianggap memiliki pengaruh besar bagi Pembaharuan Kesusastraan Indonnesia sebelum Perang Dunia II. Diapun dianggap sebagai "jiwa Pujangga Baru yang penuh dinamika karena tulisan-tulisannya yang gembira merambah jalan"

Dia menilis puisi, esei, novel, kritik, filsafat, dan menerjemahkan karya-karya asing. Buku-bukunya yang sudah terbit: Tak Putus dirundung Malang (1929), Dian yang tak Kunjung Padam(1932), Anak Perawan di Sarang Penyamun (1941), Tebaran Mega (1936), Layar Terkembang (1936), Pembimbing ke Alam Filsafat (1945), Puisi Baru (1946), Puisi Lama (1948), Tata Bahasa Baru Indonesia (1949), Dari Perjuangan dan Pertumbuhan Bahasa Indonesia (1957), Orotta Azzura 3 jilid (1970), Perjuangan Tanggung Jawab dalam Kesusastraan (1977), Kalah-Menang, Lagu Pemacu Otak (1978), dan lain-lain.

Terjemahannya: Nelayan di Lautan Utara (karya Pierre Loti), Nyanyian Hidup (karya Khrisnhamurti), Kurban Manusia (1943, karya Tadayoshi Sakurai), terjemahan bersama Subadio Sostrosatomo.

Takdir juga pendiri dan rektor Universitas Nasional, Jakarta, menjadi anggota Akademi Jakarta. Dia pun mendirikan balai Seni Toyobungkah di Batur, Bali.


Aku dan Tuhanku, salah satu puisi karya Sutan Takdir Alisjahbana yang dibacakan oleh Dian Sastrowardoyo



*Sebagian dikutip dari syairsyiar.blogspot.com
separador

Translate

Categories

Followers