lagiiiiii.... mareeee baca lagiiii !!!
satu (dua tiga) lagi puisi karya Dea Anugrah yang saya postkan sebelum akhirnya (entah kapan) saya postkan profil singkat Dea Anugrah :)
Sebab Matahari Tak Bisa Menghapus Kesedihan
sebab matahari tak pernah bisa
menghapus kesedihan, sebuah kota
tanpa kemanusiaan tumbuh dalam dirimu.
rumah-tumah kosong, pohonan sungsang,
arwah para pendosa menjelma ular
sebesar kereta.
sebab matahari tak pernah bisa
menghapus kesedihan
kotamu tumbuh tanpa cahaya. angin dingin
mengamuk sepanjang tahun. dan
awan hitam lupa cara menurunkan hujan.
sebab matahari
tak pernah bisa menghapus kesedihan
seorang pertapa yang tersesat
dan kedinginan
membakar jubahnya sendiri.
sebab matahari tak pernah bisa menghapus kesedihan
lapar adalah musuh terbesar bagi
yang hidup.
sebab matahari tak pernah bisa
menghapus kesedihan,
menghapus dendam,
kau menghalangi segala
yang hendak meninggalkanmu
dengan dinding kutukan.
suatu pagi
burung-burung bangkai dan ulat-ular raksasa
tak lagi membenci
matahari
yang tak pernahbisa
menghapus kesedihan.
jubah yang separuh terbakar
menyaksikan semuanya !
Variasi sebuah dongeng
sebab Tuhanmu menciptakan kita
dari segumpal kebencian,
maka cinta adalah dosa asal
dan para kekasih selamanya adalah pesakitan
tapi tengoklah kebun belakang pondokmu, sumbi
pada detik tergelap malam hari, sewaktu kabut menghalangi
dua mat abesar Tuhanmu di langit,
aku menanam kembali
benih khuldi yang celaka
sebab Tuhanmu menciptakan dunia
dari segumpal kebencian,
maka hanya pengkhianatan saja
yang dibiarkannya ada
bukan cinta. sama sekali bukan cinta
sebelum menjadi masak,
tanak oleh terik matahari dan berkah tanah
dikirimkannya angin jahat
agar rontok segala putik dan khuldi mentah
gigitlah buah mentah ini, sumbi
dan rapalkanlah namaku,
sangkuriangmu yang keras kepala
telanlah buah mentah ini, ibuku, cintaku
maka sebagian api suciku
akan mengalir dalam darah anak-anakmu
tidak, anakku, kekasihku
sebab tuhanmu menciptakan segalanya
hanya dari segumpal kebencian
segalanya dapat kaubayangkan
kecualu cinta. kecuali cinta
sumbi, apa yang harus kukatakan lagi?
kelak para penyair
akan menjadikan kisah ini
sebagai metafora
bagi kasih yang selamanya tak sampai
sebab kebencian tak melahirkan cinta
sebab tuhanmu tak kenal perasaan
maka biarkan
biarkanlah nama kita
menjelma monumen bagi keputusasaan
Pisau
jangan lagi menoleh padaku !
sebab aku telah mengusirmu
dan kubakar jejak-jejak kita
biar larut, biar terbang syair luka
bila kau merindukanku
lupakanlah semua puisi
yang dulu pernah kutulis untukmu
bila aku,
hanya pantas untuk kau benci
panggil namaku
sebelum nafas menjelma sunyi